Tuesday, August 16, 2011

penyesalan sahabat part II

Dika kini telah bisa menerima keadaan, shinta kini telah putus dengan cowoknya yang dulu. Dan Dika punya sandaran hati yang baru, “TIARA” nama yang bagus untuk seorang wanita yang cantik jelita. Dika sangat mencintai Tiara bahkan melebihi keluarganya. Semua yang bisa di berikan Dika pada Tiara pasti Dika berikan. Memang hubungan mereka pada awalnya telah menyakiti seseorang, mungkin inilah yang memicu permasalahn yang kerap dialami mereka.
“Ra, tolong mengertilah.. aku tidak suka kamu smsan dengan Candra dia sudah gak sama kamu..!!, yang ada hanya aku di hadapanmu..”, pinta Dika pada Tiara. “Maaf Dika tapi aq kasihan dengan Candra dia seperti ini karena aku.. aku tak bisa meninggalkan dia.. tolong kamu mengerti..”, jelas Tiara menenangkan Dika yang saat itu sedang emosi. “baik aku memperbolehkanmu berhubungan dengannya aku percaya padamu..” sambil tersenyum Dika menahan sakit karena cemburu. Dan Dika selalu percaya dengan semua perkataan yang di ucapkan Tiara, sampai pada suatu saat Tiara takut hand phonenya dipegang oleh Dika. ”aku mau tau kenapa tiap aku melihat hapenya selalu saja ia menghapus inbox dan sent itemnya”. Hingga pada suatu hari..
“aq kebelakang dulu ya sayang..”, “iya sayang..”. Dika menengok ke meja dan melihat hape tiara tergeletak, dengan rasa penasaran dika membuka inbox lalu membaca satu persatu pesan yang ada di sana, lalu.. “tak kusangka ternyata seperti ini dia dibelakangku…?? Dia smsan mesra dengan Candra..?? astagfirullahhaladzim… selama ini aku sudah percaya penuh padanya.. kenapa dia seperti ini..?? apa sebenarnya salah ku…??” gumam Dika dalam hati sambil menangis. Dari kejauhan Tiara datang dengan senyum namun Dika menanggapinya dingin, “kamu kenapa yang..??” Tanya Tiara pada Dika. “oh gak papa..”, Tiara yang curiga dengan sikap cownya yang dingin itu terus bertanya sampai Dika melontarkan pertanyaan yang tidak di duga oleh Tiara. “ sms yang ada di hape mu apa bisa kamu jelasin..??”. Tersentak Tiara kaget mendengar pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut Dika. “sms apa yang mana..??” dengan wajah ragu dan ketakutan Tiara balik bertanya. “sms dari Candra dan balesanmu ke dia apa bisa kamu jelasin..??”. dengan mata lembab Tiara meminta maaf “maafkan aku sayang..!! aku tak bermaksud seperti itu…!!”. Panjang lebar Tiara menjelaskan kenapa ia melakukan itu. Akhirnya Dika pun mengerti, “jadi semua itu karena kamu kasihan dengan Candra..??, baik aku maafkan tapi lain kali jangan di ulangi ya…!!”, jelas Dika memaafkan kesalahan kekasihnya itu. Walau Dika merasa sakit hati karena kelakuan Tiara., tapi Dika tidak bisa marah ataupun jengkel ke Tiara. karena hanya tiara yg bisa mengisi hatinya.

...
8 bulan telah berjalan tibalah saat kesedihan melanda Dika. benar apa yang ia rasakan, Tiara masih mencintai Candra. Tiara memutuskan hubungan dengan Dika dengan alasan yang tak masuk di akal oleh Dika. Tepat di malam tahun baru Tiara memutuskan untuk menjauhi Dika dan tidak menghubunginya lagi. Setiap kali Dika menelphone, SMS dan mencoba menemui Tiara, hanya kata "Maaf, aku sedang sibuk" yg telontar dari Tiara. bosan dengan keadaan yang ada, Dika memberanikan diri untuk menemuinya di rumah. Lalu saat tahu Dika berada di depan rumah Tiara menghubungi Dika lewat SMS singkat "Tunggu aku di studio", "tidak kamu pasti tidak akan datang, ku tunggu disini sampai kau keluar!" tegas Dika. "aku pasti datang, aku janji."
Dika pergi dengan menoleh ke lantai 2, matanya lurus menatap jendela kamar. Dan dibalik korden nampak Tiara mengintip ke bawah. Tak lama Tiara masuk ke ruang studio, "tolong jangan menemuiku lagi. aku sudah tak memiliki perasaan apapun padamu!!". "apa salah ku..?" tanya Dika. "pikir sendiri dan mulai detik ini aku keluar dari Broadcast, sampai urusanku selesai. Dan aku tidak akan pernah lagi menemuimu." bagai halilintar yang menyambar, Dika terkejut dengan perkataan spontan itu. titik air mata nampak membasahi pipinya. Dika yang terkenal sangat berwibawa, teguh dan keras. Runtuh dihadapan Tiara yang selama 8 bulan bersamanya. "jadi sudahkah kita di akhir cerita..?" tanya Dika mempertegas. "YA..!!, sudah cukup. END!!" sentak dara manis yg mungil itu. "baiklah mungkin sudah saatnya aku belajar, untuk membenci" kata Dika dalam hati. Lalu ia mendekap Tiara dan mencium keningnya, ciuman perpisahan yg penuh perasaan dan tanpa sadar. kemudian Dika beranjak dari tempatnya duduk, pergi seperti angin tanpa menoleh kebelakang. Hal yang ada dipikirannya adalah... "Aku bodoh, aku manusia paling bodoh yang pernah dicipitakan. Benar - benar bodoh akan kepercayaan." tiap tetes air mata yang menetes adalah kebodohan, itulah yang ia anggap saat itu.
...
2 minggu telah berlalu namun ingatan dan kenangan bersama Tiara tak bisa hilang dari benak Dika. frustasi dan putus asa selalu membayangi dirinya. ntah apa yang terjadi ikatan batin atau mungkin kebetulan, tiba - tiba handphone berbunyi tanda ada pesan masuk. "Sinta..?, tumben SMS.."." mas gek apa..?" simple tapi penuh dengan makna, "paling tidak aku masih memiliki seorang adik yang mau menemani ku", gumamnya dalam hati. Senyum pahit yg terlukis di wajah Dika menandakan ia senang bahwa dirinya tidaklah sendirian, ia masih memiliki seorang sahabat yang mau menemaninya. "gek nyantai dikamar dek, ada apa..? tumben SMS kangen ya..?" canda Dika menghibur dirinya. "ah enggak :p , gak tahu knp aku keinget mas. mas gpp kan..?" sontak Dika terkejut, "lho.. kok..?" tanya dika dalam hati. "yah lumayan.. kamu dimana..? rumah apa masih di sono..?". "aku dirumah kok, klo mau maen ksini aja. mumpung lom pergi" balasnya. tanpa pikir panjang Dika mengganti bajunya dan meluncur ke rumah Sinta.
Sesampainya di rumah Sinta, Dika melihat seorang gadis manis berkulit putih, dengan pipi tembemnya yang khas, dan senyum yang menenangkan hati duduk di teras samping rumah. Dika menghampirinya lalu duduk disebelahnya, dan tak dapat lagi membendung rasa sakitnya ia meneteskan air mata di hadapan gadis itu. Terlihat Sinta heran dan bingung, matanya memperhatikan dengan pasti kakaknya itu. "mas kamu ngapain? matamu kemasukan debu ya..?", Dika tak menghiraukan, ia sibuk menyiapkan hati dan cerita yang akan ia sampaikan. "mas kamu kenapa..? ini asli tha..? mas nangis..?" seperti tak percaya Sinta memegang pungung kakaknya dan menenangkannya. "baru kali ini Sinta liat mas nangis kayak gini..?, tenangin dulu mas pikiranmu terus cerita.." lalu ia pergi ke dalam rumah. Dika hanya menoleh tanpa mengucap kata, hanya air mata yang menetes dan perasaan yg campur aduk. Tiba - tiba Sinta kluar dan membawa tisue "ini mas di lap dolo biar ganteng" candaan khas dari Sinta untuk menghibur Dika, tak lama kemudian Dika tenang lalu ia bercerita apa yang sebenarnya terjadi.
...
3 bulan sejak kejadian itu Dika mulai merasa baikan, hadirnya Sinta yang menghiburnya membuat ia lebih semangat menjalani hidup. Dika merasa berhutang budi bada Sinta yang telah membuatnya merasa hidup kembali, baginya Sinta adalah obat dari racun kebencian yang menggrogoti hatinya. Sedikit demi sedikit kedewasaan Dika mulai tumbuh, sekarang ia dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Dika bahkan tahu kepribadian seseorang hanya dengan berbincang dengannya, dengan itu lah ia bisa membantu Sinta dalam mengatasi masalahnya. ntah apa yang terjadi bila Dika kehilangan Sinta sebagai sahabatnya.
selengkapnya..

No comments:

Post a Comment