Wednesday, August 13, 2014

Penyesalan Sahabat


­
Dika sedang berjalan di koridor kelas, ia terkejut ada yang menyapanya dari belakang. Ternyata Sinta sahabat yang dianggapnya sebagai adik, wlo pun prasaannya mengatakan lebih tapi dia selalu mengatakan kalau Sinta adalah adik angkatnya. Pagi itu di koridor kelas XII-S 2 mereka bertemu seperti biasa . walau jarak usia mereka terpaut 2 tahun tapi itu tidak menghalangi mereka menjadi sahabat yang sangat dekat, seperti adik kakak klo boleh di bilang. Seperti biasa mereka ngobrol sana sini dan yang pasti mereka membicarakan tentan Riski cew yang di taksir Dika. Tak luput pula kegiatan ekstra yang mereka ikuti. Yaitu teater, yah ekstra yang mempertemukan mereka. Disini Dika menjabat sebagai ketua, wlau dika sudah kelas XII dan Sinta masih kelas X tapi tak ada kata senior dan junior disana, smua yang ada di teater adalah saudara.
Sore menjelang matahari telah menuju ke ufuk barat, saatnya untuk latihan TEATER bagi para anggotanya. Dika bingung hari itu Sinta tak datang  “kok dia belum datang juga..??” celotehnya sembari melihat jam tangan. “hayoo… nunggu Sinta ya..??” seseorang mengagetkannya dari belakang. “oh elo Rin..??, ngagetin aja…!!” katanya sambil menyeringai. “ udah dia bakal datang kok…! Tunggu aja…!! Ayo cpet di mulai dach ditunggu anak – anak tuch” sahut Rina. “iya – iya bawel banget sech…” Dika, sesaat setelah dika memalingkan wajah Rina kembali menggoda, “ tuch yang di tungguin pak ketua dach datang.. wuih.. wuih.. hmm.. ada yang kangen nech kayaknya.. padahal tadi pagi dach ketemu…”. “ hiiih… cmu ini senengnya godain orang.. udach sana masuk pimpin pemanasan..!!” sahut Dika sembari marah. “ siap pak ketua.. geto aja marah…!?? Ilang lho tar cakepnya… hi..hi..hi..”. Dika lalu masuk ke aula dan memulai latihan pada sore itu dan Sinta pun menyusul wlaupun telat.
Hari – hari berlalu dan akhirnya Dika bisa mendapatkan nomer hapenya Riski dengan bantuan Sinta. Dan kini Dika mulai mendekati Riski, namun baru 2 minggu Dika berkenalan, Riski mulai menampakkan buah hidungnya. Ternyata cewek yang selama ini di puja Dika ternyata matrealistis. Dika pun kecewa berat dan ia mencurahkan kekecewaannya pada Sinta dan seperti biasa Sinta menghibur kakaknya itu dengan puisi yang sering dibuatnya yang memang disukai Dika karena Dika juga seorang Penyair dan Pujangga. Waktu pun berjalan dan kini Sinta mulai menyukai seseorang lalu diceritakannya kepada Dika, Dika hanya menyambut keputusan adiknya itu dengan senyuman wlo didalam hatinya ia tidak setuju dengan keputusan adiknya itu. Dika tau klo orang pilihan adiknya itu tidak seperti apa yang ia pikirkan, tapi Dika tidak sanggup untuk menyampaikannya karena ia takut menghancurkan perasaan Sinta.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan kini Sinta dan Dika sudah mulai menjauh. Dikarenakan kesibukan Dika menjelang ujian akhir dan kepengurusan teater yang diserahkan pada Sinta mereka semakin jauh. Tapi di benak Dika tumbuh rasa sayang kepada Sinta melebihi rasa sayang kepada adiknya, sekarang Dika benar – cinta kepada Sinta namun pada saat itu Sinta telah gonta – ganti pacar karena Sinta belum tau ari dari pacaran yang sebenarnya dan selama itu pula Sinta menderita hingga Dika tak sanggup untuk melihatnya.
Dika akhirnya lulus, wlau tidak menjadi yang ter baik tapi prestasinya memuaskan. Kini tibalah saat perpisahan dengan sinta, “dek mungkin kita tak akan berjumpa lagi di sekolahan, tapi kita bisa berjumpa pada saat latihan. Ingat kni usiamu telah bertambah janganlah berfikir seperti anak kecil lagi, aku sudah tidak bisa menjagamu lagi seperti dulu cobalah untuk dewasa.” Itulah kata – kata perpisahan yang di ucapkan Dika kepada Sinta dan Sintapun meng-iya-kannya. Tahunpun berganti kini Sinta mencoba untuk pacaran yang serius, dan Dika pun menyetujuinya walau lagi – lagi hatinya tidak rela. Berbeda dengan perasaan sebelumnya Dika merasa orang yang dipilih Sinta kali ini tidaklah seperti yang lalu, dika merasa lebih tidak nyaman. Dan perasaan Dika yang kuat itupun terjadi ternyata memang orang pilihan Sinta kali ini lebih membuat Sinta menderita. Wlau Sinta berkata tidak apa – apa dan mengatakan dia cinta cowok itu tapi dari dasar hati Dika yang sangat perasa itu sangat lah tidak mungkin untuk melihat adik yang disayanginya itu bersedih dan menderita. Tapi Dika tidak mau menambah beban pada Sinta orang yang paling ia sayangi itu, dan ia hanya memberikan nasehat yang halus, ” dek anak kecil jika main dengan sebayanya (anak kecil) maka endingnya bakal nangis...!! inget itu y... jadi cobalah untuk dewasa atau carilah orang yang menurut adek dewasa dan mampu mengayomi adek kayak maz ke adek..”,  itu adalah nasehat sekaligus saran untuk Sinta agar memutuskan hubungannya denga cowok nya tapi sinta malah menjawab: “ iya mas.. aku akan berusaha unuk lebih dewasa lagi..”. kecewa dengan jawaban yang ternyata tidak seperti dugaannya, Dika memutuskan untuk menjauh dalam jangka waktu yang cukup lama karena ia tak sanggup melihat penderitaan yang di alami Sinta dan sejak itu Sinta tak pernah berhubungan dengan Dika lagi.
2 tahun telah berlalu kini Dika sudah menginjak semester 3 di universitas favorit di kotanya. Dia ambil jurusan Teknik Informatika S1 dan ia juga menjabat sebagai bendahara 2 BEM FT, tidak hanya itu ke ikut sertaannya di UKM jurnalistik devisi BROADCASTING membuatnya terkenal di kampus. Bukan hanya kegiatan non akademik di kelas pun dia di akui oleh teman – temannya bahkan laborannya yang di juluki master of IT oleh teman – temannya itu mengakuinya sebagai orang yang pandai. Tidak heran banyak cewek – cewek yang memujanya bahkan ada yang menyatakan cinta padanya. Namun ia hanya menerimanya dengan senyuman, tapi ada seseorang yang membuat Dika jatuh hati di akhir semester 2. Sebut saja namanya Angelica, tapi tepat 1 bulan perjalanannya dengan Agelica, Dika tidak merasa nyaman karena tekanan – tekanan yang diberikan Angelica padanya Dika pun menyerah dan memutuskan hubungannya dengan Angelica.
Lama Dika tak berhubungan dengan Sinta, kerinduan mulai merambah, lalu ia iseng2 nyari namanya di facebook yang memang sudah ia ketahui dan sudah menjadi temannya. Namun Dika terkaget nama yang dulu Sinta berikan kepadanya tidak ditemukan “ apa dia ganti nama..?? atau...??” dengan pemikiran hackernya ia pun mulai browsing mencari nama Sinta. Dan akhirnya ketemu “ tak sia – sia aku sekolah tinggi – tinggi.. ha..ha..ha..” dengan sedikit tertawa kecil karena senang ia pun meng-add Sinta, tak lama permintaannya pun diterima.
Sejak saat itu hubungan mereka deakt kembali, hingga pada suatu malam Dika di kejutkan dengan pengakuan Sinta yang harusnya membuat nya senang tapi justru membuat hatinya hancur dalam penyesalan. Sinta mengaku bahwa ia pernah suka dengan Dika, saat itu juga Dika kaget senang dicampur ketakutan menyentuh prasaannya. Dika bertanya kapan hal itu terjadi dan Sintapun menjawab “ disaat aq pertama bertemu mas Dika di perkenalan pertama Sinta sudah merasa ada sesuatu dalam diri mas yang berbeda dan itu benar, Sinta suka sama mas..” ,  “ tapi kenapa tiap kali mas nembak adek, adek menolak terus..??’, Dika lalu bertanya. “ karena mas g pernah tanya tentang perasaan ku kan dan mas gak pernah tanya tentang itu. Sinta gak pengen merusak apa yang sudah Sinta punya. Mas adalah yang paling top deh dihidup Sinta, yang paling ngerti Sinta, mengayomi sinta, menjaga sinta. Jadi ya sinta gak pengen semua rusak hanya karena pacaran atau apapun itu. Sinta lebih nyaman kayak gini.” Jawabnya sembari merintih sedih.
Dika tampak menitikkan airmatanya dan bilang “ baru kali ini dan hanya adek yang bisa bikin mas Dika menangis seperti ini dek jujur mas menyesal kenapa adek tidak bilang dari awal kalo adek suka ma mas..??” , karena keduluan ma Riski mas jadi adek g mau merusak kebahagiaan mas.” Dika terkejut mendengar hal itu, lalu dalam hati ia bergumam “ ternyata selama ini aku dan dia punya sifat yang sama, tidak mau melihat yang lain menderita sungguh bodohnya aku.. tak menyadari dari awal.” Tak sadar Sinta bertanya “ mas tolong  jangan berfikiran macam – macam ya..!! adek cuman pengen tanya, jika mas disuruh milih.. mas milih cewek yang mas cintai tapi sudah tidak virgin atau cew yang mencintai mas sepenuh hati dan virgin..??” , “ aku akan memilih cewek yang aku cintai karena apapun dia, siapapun dirinya, bagaimanapun adanya dia adalah yang terindah dalam hatiku..” jawab Dika denga jelas. “ sungguh mulia hati mas dulu memang rasa sayang ini lebih, tapi sekarang mas adalah kado terindah yang di berikan tuhan, yang akan selalu jadi kakak bat Sinta.”
“ kenapa hanya jadi kakak..?” tanya Dika , “ kan adek udah ada yang punya mas, lagian perasaan adek ke mas udah lama banget hampir 4 tahun yang lalu, kini udah ku pindah ke sisi lain di hati aku mas, yaitu hanya jadi kakak, biarkan hal ini jadi rahasia kita berdua mas antara mas dan adek saja..” Dika terus menangis melihat handphone yang sejak tadi ia pegang, ia baca satu persatu sms dari Sinta mulai dari pertama sampai akhir dan air matanya terus mengucur deras meratapi penyesalan tiada akhir.
Keesokan harinya kesedihan masih menyelimuti hati Dika Sinta hanya bisa menenangkan Perasaan kakaknya dengan sms yang dapat menghiburnya. Tidak mudah bagi Dika untuk mnerima semuanya, dia menganggap semua penderitaan, kesedihan, tangisan yang di rasakan Sinta adalah buah dari kebodohannya yang tidak menyadari perasaan Sinta dari pertama. Dan hari itu adalah hari peratapan nasib bagi Dika.
Selang 2 hari sejak pengakuan Sinta Dika mulai bisa menerima “hari ini ada ujian tulis DBMS, proposal LKMM harus segera diprint, tapi hati ku masih ingin untuk  kembali kemasa – masa dulu saat dia merasa sayang pada ku, itu yang terlintas dipikiranku sekarang, semoga saja aku bisa lalui hari ini.. amien.” celotehnya sembari mempersiapkan bahan untuk kuliah pagi itu. To be continued...
selengkapnya..

Tuesday, August 16, 2011

penyesalan sahabat part II

Dika kini telah bisa menerima keadaan, shinta kini telah putus dengan cowoknya yang dulu. Dan Dika punya sandaran hati yang baru, “TIARA” nama yang bagus untuk seorang wanita yang cantik jelita. Dika sangat mencintai Tiara bahkan melebihi keluarganya. Semua yang bisa di berikan Dika pada Tiara pasti Dika berikan. Memang hubungan mereka pada awalnya telah menyakiti seseorang, mungkin inilah yang memicu permasalahn yang kerap dialami mereka.
“Ra, tolong mengertilah.. aku tidak suka kamu smsan dengan Candra dia sudah gak sama kamu..!!, yang ada hanya aku di hadapanmu..”, pinta Dika pada Tiara. “Maaf Dika tapi aq kasihan dengan Candra dia seperti ini karena aku.. aku tak bisa meninggalkan dia.. tolong kamu mengerti..”, jelas Tiara menenangkan Dika yang saat itu sedang emosi. “baik aku memperbolehkanmu berhubungan dengannya aku percaya padamu..” sambil tersenyum Dika menahan sakit karena cemburu. Dan Dika selalu percaya dengan semua perkataan yang di ucapkan Tiara, sampai pada suatu saat Tiara takut hand phonenya dipegang oleh Dika. ”aku mau tau kenapa tiap aku melihat hapenya selalu saja ia menghapus inbox dan sent itemnya”. Hingga pada suatu hari..
“aq kebelakang dulu ya sayang..”, “iya sayang..”. Dika menengok ke meja dan melihat hape tiara tergeletak, dengan rasa penasaran dika membuka inbox lalu membaca satu persatu pesan yang ada di sana, lalu.. “tak kusangka ternyata seperti ini dia dibelakangku…?? Dia smsan mesra dengan Candra..?? astagfirullahhaladzim… selama ini aku sudah percaya penuh padanya.. kenapa dia seperti ini..?? apa sebenarnya salah ku…??” gumam Dika dalam hati sambil menangis. Dari kejauhan Tiara datang dengan senyum namun Dika menanggapinya dingin, “kamu kenapa yang..??” Tanya Tiara pada Dika. “oh gak papa..”, Tiara yang curiga dengan sikap cownya yang dingin itu terus bertanya sampai Dika melontarkan pertanyaan yang tidak di duga oleh Tiara. “ sms yang ada di hape mu apa bisa kamu jelasin..??”. Tersentak Tiara kaget mendengar pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut Dika. “sms apa yang mana..??” dengan wajah ragu dan ketakutan Tiara balik bertanya. “sms dari Candra dan balesanmu ke dia apa bisa kamu jelasin..??”. dengan mata lembab Tiara meminta maaf “maafkan aku sayang..!! aku tak bermaksud seperti itu…!!”. Panjang lebar Tiara menjelaskan kenapa ia melakukan itu. Akhirnya Dika pun mengerti, “jadi semua itu karena kamu kasihan dengan Candra..??, baik aku maafkan tapi lain kali jangan di ulangi ya…!!”, jelas Dika memaafkan kesalahan kekasihnya itu. Walau Dika merasa sakit hati karena kelakuan Tiara., tapi Dika tidak bisa marah ataupun jengkel ke Tiara. karena hanya tiara yg bisa mengisi hatinya.

...
8 bulan telah berjalan tibalah saat kesedihan melanda Dika. benar apa yang ia rasakan, Tiara masih mencintai Candra. Tiara memutuskan hubungan dengan Dika dengan alasan yang tak masuk di akal oleh Dika. Tepat di malam tahun baru Tiara memutuskan untuk menjauhi Dika dan tidak menghubunginya lagi. Setiap kali Dika menelphone, SMS dan mencoba menemui Tiara, hanya kata "Maaf, aku sedang sibuk" yg telontar dari Tiara. bosan dengan keadaan yang ada, Dika memberanikan diri untuk menemuinya di rumah. Lalu saat tahu Dika berada di depan rumah Tiara menghubungi Dika lewat SMS singkat "Tunggu aku di studio", "tidak kamu pasti tidak akan datang, ku tunggu disini sampai kau keluar!" tegas Dika. "aku pasti datang, aku janji."
Dika pergi dengan menoleh ke lantai 2, matanya lurus menatap jendela kamar. Dan dibalik korden nampak Tiara mengintip ke bawah. Tak lama Tiara masuk ke ruang studio, "tolong jangan menemuiku lagi. aku sudah tak memiliki perasaan apapun padamu!!". "apa salah ku..?" tanya Dika. "pikir sendiri dan mulai detik ini aku keluar dari Broadcast, sampai urusanku selesai. Dan aku tidak akan pernah lagi menemuimu." bagai halilintar yang menyambar, Dika terkejut dengan perkataan spontan itu. titik air mata nampak membasahi pipinya. Dika yang terkenal sangat berwibawa, teguh dan keras. Runtuh dihadapan Tiara yang selama 8 bulan bersamanya. "jadi sudahkah kita di akhir cerita..?" tanya Dika mempertegas. "YA..!!, sudah cukup. END!!" sentak dara manis yg mungil itu. "baiklah mungkin sudah saatnya aku belajar, untuk membenci" kata Dika dalam hati. Lalu ia mendekap Tiara dan mencium keningnya, ciuman perpisahan yg penuh perasaan dan tanpa sadar. kemudian Dika beranjak dari tempatnya duduk, pergi seperti angin tanpa menoleh kebelakang. Hal yang ada dipikirannya adalah... "Aku bodoh, aku manusia paling bodoh yang pernah dicipitakan. Benar - benar bodoh akan kepercayaan." tiap tetes air mata yang menetes adalah kebodohan, itulah yang ia anggap saat itu.
...
2 minggu telah berlalu namun ingatan dan kenangan bersama Tiara tak bisa hilang dari benak Dika. frustasi dan putus asa selalu membayangi dirinya. ntah apa yang terjadi ikatan batin atau mungkin kebetulan, tiba - tiba handphone berbunyi tanda ada pesan masuk. "Sinta..?, tumben SMS.."." mas gek apa..?" simple tapi penuh dengan makna, "paling tidak aku masih memiliki seorang adik yang mau menemani ku", gumamnya dalam hati. Senyum pahit yg terlukis di wajah Dika menandakan ia senang bahwa dirinya tidaklah sendirian, ia masih memiliki seorang sahabat yang mau menemaninya. "gek nyantai dikamar dek, ada apa..? tumben SMS kangen ya..?" canda Dika menghibur dirinya. "ah enggak :p , gak tahu knp aku keinget mas. mas gpp kan..?" sontak Dika terkejut, "lho.. kok..?" tanya dika dalam hati. "yah lumayan.. kamu dimana..? rumah apa masih di sono..?". "aku dirumah kok, klo mau maen ksini aja. mumpung lom pergi" balasnya. tanpa pikir panjang Dika mengganti bajunya dan meluncur ke rumah Sinta.
Sesampainya di rumah Sinta, Dika melihat seorang gadis manis berkulit putih, dengan pipi tembemnya yang khas, dan senyum yang menenangkan hati duduk di teras samping rumah. Dika menghampirinya lalu duduk disebelahnya, dan tak dapat lagi membendung rasa sakitnya ia meneteskan air mata di hadapan gadis itu. Terlihat Sinta heran dan bingung, matanya memperhatikan dengan pasti kakaknya itu. "mas kamu ngapain? matamu kemasukan debu ya..?", Dika tak menghiraukan, ia sibuk menyiapkan hati dan cerita yang akan ia sampaikan. "mas kamu kenapa..? ini asli tha..? mas nangis..?" seperti tak percaya Sinta memegang pungung kakaknya dan menenangkannya. "baru kali ini Sinta liat mas nangis kayak gini..?, tenangin dulu mas pikiranmu terus cerita.." lalu ia pergi ke dalam rumah. Dika hanya menoleh tanpa mengucap kata, hanya air mata yang menetes dan perasaan yg campur aduk. Tiba - tiba Sinta kluar dan membawa tisue "ini mas di lap dolo biar ganteng" candaan khas dari Sinta untuk menghibur Dika, tak lama kemudian Dika tenang lalu ia bercerita apa yang sebenarnya terjadi.
...
3 bulan sejak kejadian itu Dika mulai merasa baikan, hadirnya Sinta yang menghiburnya membuat ia lebih semangat menjalani hidup. Dika merasa berhutang budi bada Sinta yang telah membuatnya merasa hidup kembali, baginya Sinta adalah obat dari racun kebencian yang menggrogoti hatinya. Sedikit demi sedikit kedewasaan Dika mulai tumbuh, sekarang ia dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Dika bahkan tahu kepribadian seseorang hanya dengan berbincang dengannya, dengan itu lah ia bisa membantu Sinta dalam mengatasi masalahnya. ntah apa yang terjadi bila Dika kehilangan Sinta sebagai sahabatnya.
selengkapnya..